Thursday, January 28, 2010

atlantis Indonesia


Atlantis = Indonesia ???

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D. (Pikiran Rakyat, Senin, 02 Oktober 2006)

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis? Asia_pac_imagemap_2

Atlantisrec_2

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Borobudurtoancanh1_1 Atlantis_harbor_1

*Ada kesamaan pola antara peta yang digambarkan Plato dengan pola pada Borobudur. Jangan-Jangan…..

Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

Platoatlantisknowth_1 (Peta Atlantis yang digambarkan Plato)
According to Plato, the capital of Atlantis was a 14 mile wide complex of canals, walls, gardens, barracks and a public race track, arranged in circles around a royal palace and temple to the sea god Poseidon, the city’s patron.

Sunday, January 17, 2010

hukum alam

disetiap kematian selalu ada kisah yang mengharukan, dan disaat kelahiran ataupun munculnya sesuatu yang baru selalu begitu menggembirakan.. padahal tahukah kamu kalo kelahiran dan kematian merupakan bagian dari salah satu sisi HUKUM ALAM, kesedihan dan kegembiran harus ada dan saling melengkapi..
kelahiran dan kematian merupakan sisi lain dari hukum alam...
setiap makhluk hidup diseluruh dunia.. disaat kelahiran makhluk baru pasti dibagian lain dunia ada yang meninggal dengan kata lain makhluk yang mati merupakan pengorbanan bagi makhluk yang baru ataupun makhluk yang baru lahir sebagai pengganti dari makhluk yang mati begitu sebaliknya..

ada pohon yang tumbang dan mati meranggas disisi lain ada pohon tunas baru tumbuh dan siap melanjutkan perjuangan di muka bumi ini.. setiap ada pegawai baru pasti dibarengi ada pegawai yang keluar...

setiap ada yang pergi selalu ada yang datang, dan kepulangan selalu diiringi kedatangan...

begitu terjadi denganku.. setelah meninggalkan hotel lama masuk ke hotel yang baru ..temen yang baru dan suasana yang baru, tetapi hotel lama, teman2 lama disana, suasana lama tetap akan jadi kenangan yang indah...



100 hari atlantisku

Sunday, January 10, 2010

Hakim yang tidak dapat memutuskan

aku bagai pemimpin tapi tak dapat memimpin mu
aku bagai seorang hakim tapi tak dapat memutuskan segala persoalanmu
aku bagai seorang imam tapi tak pernah menjadikanmu makmum
aku bagai seorang sahabat tetapi tak pernah disampingmu
aku bagai seorang ayah bagi anakmu tapi tak pernah dekat dengan anakmu
aku bagai seorang menantu bagi orang tuamu tapi tak pernah ada dan merawat nya
aku bagai guru bagimu tapi tak pernah mengajarimu ilmu
aku bagai perpustakaanmu tapi tak pernah memberimu buku
aku bagai lawyer bagi kasus2mu tapi tak pernah tahu kau punya berbagai kasus
aku bagai penasehatmu tapi tak pernah memberimu nasehat
aku bagai jauh darimu dan anakmu yang seharusnya ku dekati dan hangati kehidupanku
aku ingin semuanya kembali, tapi waktu takkan pernah berhenti..

aku masih di International City
2010 january

Saturday, January 9, 2010

hospitality law (Hukum Perhotelan)

Atlantis University

9 january 2010

teriknya gurun pasir yang telah lama berubah wajah tak membuatku gerah dan merasakan panas yang mebuatku berkeringat.. didalam mini bus ber AC kupandangi arah laju kendaraan dibalik kaca mata hitamku yg membuatku sedikit tak silau akan sinar matahari.. DISCOVERY GARDENS tempat dimana sebagian besar para staff hotel di dubai tinggal merupakan tujuan perjalananku kali ini.. dengan sedikit informasi yg ketahu ku yakin aku kan tiba ditujuan dengan mudah..

setelah tiba di street 4 jenderal telp dan bilang dia telah di IBN Baitutta mall, mall asrstistik dengan berbagai barang museum peninggalan IBN Baitutta yang didisplay didalamnya mebuatku ga pernah bosan untuk menjelajahi mall tsb.. maka setelah sedikit berpikir ku stop taksi dan meluncur ke mall..

belanja dan sedikit berphoto ria ku meluncur ke arah discovery garden 7 mogul bersama jenderal... berbicara ditemani sop buntut buatan Chef hotel bintang 5 memang terasa asyik dan membuat gairah makan meningkat.. selesai makan cabut ke tempat riza.. ngobrol lepas kangen tukeran pulpen dan siap2 berangkat ke gedung tempat Armaneeas berkumpul tuk rapat pembentukan organisasi duta wisata Indonesia yg bekerja di Armani Hotel... makan gado2 yang benar2 menggugah selera lalu topik dan pembahasan dimulai..

dari pembicaraan yang berlangsung hangat ku tahu bahwa para duta wisata ini memiliki jenjang pengalaman yang panjang dan telah lama bergelut dibidang hospitality, mereka bertemu di sini dengan latar pendidikan yang hampir senada mereka bergelut dengan perhotelan yang mereka yakini akan menjanjikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka, dunia perhotelan ibarat lingkaran dunia yang kecil kita akan selalu berhubungan dan bersentuhan entah saat ini, besok atau dimasa lampau..

dari kaca mata hukum ku melihat nya betapa begitu banyaknya mereka yang bergelut di bidang ini tetapi sedikit dari m ereka yang benar2 mengerti apa dan bagaimana saja hak mereka ataupun mereka yang harus perbuat untuk meniti karier dalam bidang ini dengan sebaik2nya.. mereka butuh seseorang ataupun satu badan yang peduli akan pekerjaan mereka, mereka membutuhkan bantuan atas keterangan2 ttg dunia hotel disini apalagi perwakilan RI tak menyentuh mereka, mereka mmbutuhkan penerangan dibidang hak2 dan kewajiban mereka dan orang hukum lah yang tepat atas solusi ini..

takan semua orang hukum mengerti akan dunia perhotelan dan juga tak semua orang perhotelan mengerti akan tetek bengek dunia hukum, ditanganku kini semuanya berada.. jadi HUKUM PERHOTELAN lah yang seharusnya ku geluti telaah dan dalami karena dunia itu merupakan jalur hidupku sebenarya,..


...Kenapa seh SH kerja di hotel....
.... ko bisa lulusan Hukum jd bartender..
..ga sayang mas ijazah UI nya..