Saturday, August 16, 2014

detektive fiktif

dalam keseharian yang menyita waktuku kutemukan beberapa kandidat karyawan yang terlihat memenuhi kriteria perusahaan tempatku bekerja, sambil memilih beberapa kandidat diantara tumpukan berkas lamaran kusuruh staff ku untuk menelepone mereka yang telah lulus seleksi administrasi oleh ku, jumlahnya kurang lebih 10 sampai 15 kandidat pelamar yang telah ditelpo dan memenuhi kriteria untuk panggilan interview hari senin yang telah kujadwalkan dan hal tersebut bisa kulihat dari data interview yang dilaporkan oleh staff. kuperhatikan masing-masing berkas lamaran satu persatu apa yang membuat memereka layak menjadi karyawan disini sesuai dengan kebutuhan perusahaan kita, ada beberapa diantara mereka yang baru lulus dan beberapa dari mereka sudah berpengalaman dan sebagian lagi tampak sangat profesional dengan keahlian yang dimiliki dan begitu sertivicate yang dipunyai oleh nya. ada beberapa kandidat yang satu kuliah dengan ku, ada sebagian lagi yang memiliki sertivicate yang sama denganku menandakan memiliki pengalaman ditemnpat kerja ku terdahulu, ada juga satu kandidat wanita yang memiliki ijazah sma yg sama dengan yang kumiliki tanda bahwa dia sekolah ditempatku sekolah dulu, kulihat usianya begitu muda lulusan tahun 2013 wah beda generasi dan sangat jauh pautan usianya. setalah membuat laporan untuk GM kusiap-siap menyusul staff ku yang telah dulu pulang, pinger print dan menerima laporan lisan kegiatan sehari-hari anggota security dari komandanya, meeting sebentar akupun meluncur keluar basement hotel go home. senin, pukul 08.00 wib selepas memakai dasi biru kulihat dikaca kameja putih dan dasi biru yang kukenakan sangat cocok dengan cuaca diluar kantor yang begitu cerah, kuperiksa sebentar tugas dan laporan kemarin lalu membuat note untuk segera didiskusikan dengan GM dan DGM, ambil HT pasang earphone ambil notulen segera kusiap-siap untuk kontrol dan monitoring morning kegiatan hotel, bertemu dengan security dinas pagi, staff FO dan karyawan room service juga room boy yang sedang giat me make up room, karyawan publik area dan kuperiksa locker juga gudang. baca logbook dan diskusi dengan komandan security. pukul 09.00 wib periksa warehouse teknisi, dan amano patroli security kembali ke meja ku dan mulai mengetik laporan, sambilo mendengarkan apel Handy Talkie yang dilakukan danru security. briefing pagi sekilas membicarakan target interview hari ini dan planning kedepannya, security office memberitahujkan by phone jika kandidat pelamar telah mulai datang... pukul 10.00 wib rutinitas interview mulai berjalan, isi form biodata, soal test tertulis dan test praktek lalu screening awal olehku mulaui satu persatu dilakukan.... beberapa kandidat tampak terlihat sangat antusias dan mulai terlihat percaya diri dimana sebagian dari mereka gugup dan tak jarang berkeringat begitu kuajak salaman.... pukul 11.11 wib interview berlanjut lalu datanglah 2 wanita yang tampak masih muda telah selesai isi form dan tampak dari wajahnya kegugupan diraut mukanya, kupanggil; namanya untuk mulai menceritakan dirinya dan maksud nya melamar dengan kegugupan yang sangat pelamar wanita itu mulai memperkenalkan namanya susi...

Tuesday, June 10, 2014

loyalitas bukan nilai tambah

dalam titian karier yang sedang ditempuh seseorang, seringkali mereka menekankan arti dari loyalitas dimana hal tersebut merupakan syarat mutlak bagi jenjang karier kedepannya, tetapi dalam perkembangan yang terjadi saat ini ternyata itu bbukannlah hal yang utama karena ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh karyawan jika mau meniti karier dan akhirnya loyalitas terhadap perusahaan seperti yang dijabarkan oleh motivator kita dalam link ini : http://www.kickandy.com/friend/4/69/2163/read/loyalitas-bukan-nilai-tambah.html

Acapkali pencitraan lebih bermakna dibanding apa adanya

wejangan masa kecil yang mengatakan jika kita harusnya menjaga kejujuran dan selalu tampil apa adanya, karena kejujuran adalah modal utama kita dalam menjaga moral dan karakter yang baik bagi kehidupan kita. semua yang dikatakan orang tua kita dahulu begitu membekas dalam setiap langkah kehidupan dan itu akan selalu menjadi Guide dalam kita menjalani dan menghadapi segala rintangan dan tantangan hidup, hal ini sejalan dengan pelajaran moral pancasila yang dalam kurikulum saat ini telah terlupaka dan sedikit dilupakan. dallam perjalanan berikutnya kita sama-sama menyadari jika ternyata guiden itu begitu menjaga kita dari suatu perbuatan yang tidak jujur, tidak apa adanya dan menjaga kita untuk tampil sebenar-benarnya tanpa ada sandiwara lain-lain. ternyata hal yang demikian dibenturkan dengan prilaku sebagian artis, politikus dan public figure yang ada saat ini dimana mereka terbiasa dengan sandiwara dan tampil seolah-olah bukan manusia tanpa cacat dan begitu mengagungkan citra dan penampilannya yang cenderung bohong didepan masyarakat. bagi sebagian besar masyarakat kita manusia itu merupakan makhluk yang tidak sempurna, melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah hal yang wajar dan begitu normal, tidak perlu ditutupi apalagi di kaburkan oleh sesuatu hal yang tidak baik agar terlihat bagus, seperti contohnya banyak dari kalangan public figure yang menikah lalu cerai dalam hitungan belum genap seminggu, aib ini dibuat seolah-olah keren dan trensetter lalu dikemas oleh media seolah-olah hal yang lumrah dan baik. disisi lain khalayak ramai membicarakan mengenai artis atau politisi yang ketahuan selingkuh dan berbuat tidak baik dari sisi asusila tetapi karena peranan media yang bukan menghukum moral mereka melainkan mendukung akhirnya publik merasa jika berbuat selingkuh dan ataupun asusila adalah m erupakan kebolehan, tidak bertentangan dengan moral.... setelah para artis lalu paara politisi pun berbuat hal yang sama mereka melakukan safari dinas ke kampung-kampung dengan mengundang beberapa wartawan televisi atau media lainnya yang mendukungya untuk meliput pekerjaan yang dia lalukan hanya didepan kamera saja, istilah pencitraan begitu populer untuk mendongkrak image sang politikus tersebut walaupun tokoh itu tidak begitu pandai misalnya. ya, memang terkadang jaman ini pencitraan merupakan cara yang ampuh bagi mereka yang akan merebutkan kursi kepemimpinan atau duduk dalam lembaga pemerintahan, hal ini tentu saja merugikan masyarakat yang nantinya membuat masyarakat tidak mengetahui dengan jelas pemimpin mana yang benar-benar sesuai dengan keinginan pemilih dan pemimpin mana yang tidak sesuai untuk rakyat, akhirnya semua tertipu memilih pemimpin yang pintar karena pencitraan dan pemimpin yang benar-benar pintar... wassalam