Thursday, July 22, 2010

Setelah Caesar Masih Bisa Melahirkan Normal

Kompas.com - Selama ini berlaku mitos sekali caesar selamanya tetap caesar. Padahal, setelah menjalani operasi caesar pada kelahiran pertama, seorang ibu bisa saja melahirkan normal pada kelahiran berikutnya.

Oleh sebab itu American College of Obstetricians and Gynecologist kemarin (21/7) mengeluarkan rekomendasi terbarunya agar setiap ibu yang telah melahirkan secara bedah caesar, bahkan dua kali di operasi, masih boleh melakukan persalinan secara normal pada kelahiran berikutnya atau disebut juga VBAC, vaginal birth after caserean.

Sekitar 15 tahun lalu, 3 dari 10 ibu yang melahirkan secara caesar pada kelahiran pertamanya akan melahirkan secara spontan di kelahiran berikutnya. Namun sekarang dari 10 ibu yang melakukan bedah caesar, kurang dari 1 orang mau melahirkan secara normal setelahnya.

Panduan terbaru ini menyatakan VBAC aman dan bisa menjadi pilihan bagi para ibu hamil, termasuk mereka yang mengandung anak kembar atau yang pernah melahirkan secara caesar. Para dokter juga disarankan untuk memberi pandangan secara netral terhadap pilihan yang akan diambil pasiennya.

Para ahli mencatat, saat ini tren melahirkan lewat bedah caesar terus meningkat. Tidak cuma di Asia, tapi juga di negara maju termasuk Amerika. Persalinan dengan caesar memang lebih aman untuk beberapa kondisi, namun operasi caesar juga memiliki risiko. Dan semakin sering seorang wanita melakukan operasi caesar, makin besar pula risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Para pakar dari American College of Obstetricians and Gynecologist juga menepis kekhawatiran akan robeknya luka bekas jahitan operasi jika melahirkan normal. Mereka menyebutkan, irisan perut pada operasi caesar sekarang ini terletak di bagian bawah rahim sehingga tidak begitu tertekan jika terjadi kontraksi.

Sekitar 60-80 persen wanita yang pernah melakukan caesar diperkirakan bisa melahirkan secara normal. Akan tetapi, operasi caesar tetap perlu diperlukan apabila ibu hamil tergolong obesitas atau bayi yang dilahirkan berukuran besar.

5 comments:

  1. Kunyahlah Permen Pasca Operasi Caesar


    KOMPAS.com - Selama ini banyak ibu yang mengeluhkan gangguan konstipasi pasca operasi caesar. Bila dibandingkan dengan ibu yang melahirkan secara normal (per vaginam), fungsi pencernaan ibu yang melahirkan lewat operasi caesar memang lebih lama pulih.

    Untuk mengatasinya, cobalah kunyah permen karet tanpa gula agar perut bisa bergerak. Saran itu disampaikan oleh peneliti dari Mesir. Dalam penelitian mereka, ibu-ibu yang mengunyah permen setelah dioperasi, fungsi perutnya lebih cepat pulih dan masa perawatan di rumah sakit pun bisa dipercepat.

    Operasi caesar adalah melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus). Karena sayatan di abdomen tadi, fungsi usus pun jadi melambat yang berakibat pada terjadinya konstipasi atau sembelit pasca operasi.

    Nah, mengunyah permen bisa merangsang respon sistem saraf dan membantu dilepaskannya hormon-hormon yang dibutuhkan pencernaan untuk menstimulasi aktivitas perut.

    "Mengunyah permen adalah solusi yang aman dan murah. Para ibu yang terlibat dalam penelitian ini pun dengan senang hati melakukannya," kata Dr.Karim Abd El-Maeboud, dari Ain Shams University, Kairo, Mesir.

    Dalam penelitian ini, para wanita yang mengunyah permen paska operasi, fungsi pencernaannya sudah normal kembali 21 jam pasca operasi. Sedangkan yang tidak mengunyah permen, pencernaannya baru normal 30 jam kemudian.

    ReplyDelete
  2. Bayi Lahir Caesar Butuh Probiotik


    JAKARTA, MINGGU - Mikroflora atau jasad renik berukuran kecil (bakteri dan jamur) berperan penting dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi. Namun, pada bayi yang lahir secara caesar, pembentukan kolonisasi saluran cerna tertunda sehingga meningkatkan risiko alergi dan penyakit infeksi hingga berusia lima tahun. Oleh karena itu, pemberian probiotik diperlukan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

    "Probiotik seperti Bifidobacterium lactis terbukti aman bagi bayi sehingga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya," kata Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indon esia Agus Firmansyah, dalam seminar bagi media, Minggu (15/2), di Jakarta.

    Menurut sejumlah studi, keberadaan bifidobakteria pada bayi lahir cesar akan tertunda dan diperlukan waktu hingga enam bulan untuk menyamai bayi yang lahir normal. Bakteri menguntungkan atau baik seperti bifidobakteria yagn diperoleh pada awal kelahiran sangat diperlukan untuk mengenali dan membentuk toleransi terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

    Dominasi bifidobakteria dalam saluran cerna berkaitan dengan kesehatan bayi yang baik. Pentingnya peranana bakteri baik ini menjelaskan mengapa bayi yang dilahirkan secara caesar dilaporkan memiliki angka kejadian alergi dan infeksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal.

    Prof Bengt Bjorksten dari Karolinska Institutet Swedia memaparkan, pegnaruh kondisi awal kelahiran seperti cara kelahiran dan penggunaan an tibiotik, memiliki efek sangat besar terhadap pola mikroflora saluran cerna. Mikroflora saluran cerna sangat penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal.

    Penelitian yang dilakukan Prof Bengt Bjorksten tahun 2001 membuktikan, bayi-bayi penderita alergi terukti memiliki lebih sedikit bifidobakteria pada feses atau tinja mereka. Hal ini masih terlihat hingga mereka berusia lima tahun. Beberapa studi dalam 10 tahun terakhir juga membuktikan, perbedaan menyolok komposisi mikrobiota bayi sehat dan alergi di negara-negara dengan prevalensi alergi rendah dan tinggi.

    Penggunaan probiotik atau mikroorganisme non patogen yang bermanfaat positif untuk kesehatan termasuk pada bayi yang dilahirkan secara caesar. Probiotik pada anak-anak difokuskan pada pencegahan diare dan baru kemudian alergi. P ada tahun 1994, Saavedra dan rekan melaporkan penurunan dalam jumlah besar angka kejadian diare pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit yang diberi probiotik dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan probiotik.

    "Pemberian probiotik bermanfaat untuk meningkatkan jumlah bifidobakteria dalam saluran cerna, mengurangi risiko diare dan alergi. Adanya fakta bahwa probiotik aman untuk diberikan pada bayi maupun anak-anak menunjukkan bahwa pemberian probiotik akan bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan mikroflora saluran cerna, termasuk mereka yang lahir caesar," kata Agus menegaskan.

    Sejauh ini, sumber terbaik probiotik bagi bayi adalah air susu ibu. Probiotik juga terkandung dalam beberapa produk minuman termasuk susu formula.

    "Meski diberikan setiap hari, probiotik tidak berpengaruh buruk atau memiliki efek samping negatif bagi anak-anak yang mengonsumsinya karena sebagian probiotik itu akan dikeluarkan dari tubuh," ujar Agus menambahkan.

    ReplyDelete
  3. Bayi Lahir Caesar Butuh Probiotik
    Minggu, 15 Februari 2009 | 23:09 WIB
    TPG IMAGES

    JAKARTA, MINGGU - Mikroflora atau jasad renik berukuran kecil (bakteri dan jamur) berperan penting dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi. Namun, pada bayi yang lahir secara caesar, pembentukan kolonisasi saluran cerna tertunda sehingga meningkatkan risiko alergi dan penyakit infeksi hingga berusia lima tahun. Oleh karena itu, pemberian probiotik diperlukan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

    "Probiotik seperti Bifidobacterium lactis terbukti aman bagi bayi sehingga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya," kata Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indon esia Agus Firmansyah, dalam seminar bagi media, Minggu (15/2), di Jakarta.

    Menurut sejumlah studi, keberadaan bifidobakteria pada bayi lahir cesar akan tertunda dan diperlukan waktu hingga enam bulan untuk menyamai bayi yang lahir normal. Bakteri menguntungkan atau baik seperti bifidobakteria yagn diperoleh pada awal kelahiran sangat diperlukan untuk mengenali dan membentuk toleransi terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

    Dominasi bifidobakteria dalam saluran cerna berkaitan dengan kesehatan bayi yang baik. Pentingnya peranana bakteri baik ini menjelaskan mengapa bayi yang dilahirkan secara caesar dilaporkan memiliki angka kejadian alergi dan infeksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal.

    Prof Bengt Bjorksten dari Karolinska Institutet Swedia memaparkan, pegnaruh kondisi awal kelahiran seperti cara kelahiran dan penggunaan an tibiotik, memiliki efek sangat besar terhadap pola mikroflora saluran cerna. Mikroflora saluran cerna sangat penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal.

    Penelitian yang dilakukan Prof Bengt Bjorksten tahun 2001 membuktikan, bayi-bayi penderita alergi terukti memiliki lebih sedikit bifidobakteria pada feses atau tinja mereka. Hal ini masih terlihat hingga mereka berusia lima tahun. Beberapa studi dalam 10 tahun terakhir juga membuktikan, perbedaan menyolok komposisi mikrobiota bayi sehat dan alergi di negara-negara dengan prevalensi alergi rendah dan tinggi.

    Penggunaan probiotik atau mikroorganisme non patogen yang bermanfaat positif untuk kesehatan termasuk pada bayi yang dilahirkan secara caesar. Probiotik pada anak-anak difokuskan pada pencegahan diare dan baru kemudian alergi. P ada tahun 1994, Saavedra dan rekan melaporkan penurunan dalam jumlah besar angka kejadian diare pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit yang diberi probiotik dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan probiotik.

    "Pemberian probiotik bermanfaat untuk meningkatkan jumlah bifidobakteria dalam saluran cerna, mengurangi risiko diare dan alergi. Adanya fakta bahwa probiotik aman untuk diberikan pada bayi maupun anak-anak menunjukkan bahwa pemberian probiotik akan bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan mikroflora saluran cerna, termasuk mereka yang lahir caesar," kata Agus menegaskan.

    Sejauh ini, sumber terbaik probiotik bagi bayi adalah air susu ibu. Probiotik juga terkandung dalam beberapa produk minuman termasuk susu formula.

    "Meski diberikan setiap hari, probiotik tidak berpengaruh buruk atau memiliki efek samping negatif bagi anak-anak yang mengonsumsinya karena sebagian probiotik itu akan dikeluarkan dari tubuh," ujar Agus menambahkan.

    ReplyDelete
  4. Bayi Lahir Caesar Butuh Probiotik
    Minggu, 15 Februari 2009 | 23:09 WIB
    TPG IMAGES

    JAKARTA, MINGGU - Mikroflora atau jasad renik berukuran kecil (bakteri dan jamur) berperan penting dalam pembentukan daya tahan tubuh bayi. Namun, pada bayi yang lahir secara caesar, pembentukan kolonisasi saluran cerna tertunda sehingga meningkatkan risiko alergi dan penyakit infeksi hingga berusia lima tahun. Oleh karena itu, pemberian probiotik diperlukan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

    "Probiotik seperti Bifidobacterium lactis terbukti aman bagi bayi sehingga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya," kata Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indon esia Agus Firmansyah, dalam seminar bagi media, Minggu (15/2), di Jakarta.

    Menurut sejumlah studi, keberadaan bifidobakteria pada bayi lahir cesar akan tertunda dan diperlukan waktu hingga enam bulan untuk menyamai bayi yang lahir normal. Bakteri menguntungkan atau baik seperti bifidobakteria yagn diperoleh pada awal kelahiran sangat diperlukan untuk mengenali dan membentuk toleransi terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh.

    Dominasi bifidobakteria dalam saluran cerna berkaitan dengan kesehatan bayi yang baik. Pentingnya peranana bakteri baik ini menjelaskan mengapa bayi yang dilahirkan secara caesar dilaporkan memiliki angka kejadian alergi dan infeksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal.

    Prof Bengt Bjorksten dari Karolinska Institutet Swedia memaparkan, pegnaruh kondisi awal kelahiran seperti cara kelahiran dan penggunaan an tibiotik, memiliki efek sangat besar terhadap pola mikroflora saluran cerna. Mikroflora saluran cerna sangat penting untuk merangsang sistem daya tahan tubuh dalam kondisi normal.

    ReplyDelete
  5. bagian II

    Penelitian yang dilakukan Prof Bengt Bjorksten tahun 2001 membuktikan, bayi-bayi penderita alergi terukti memiliki lebih sedikit bifidobakteria pada feses atau tinja mereka. Hal ini masih terlihat hingga mereka berusia lima tahun. Beberapa studi dalam 10 tahun terakhir juga membuktikan, perbedaan menyolok komposisi mikrobiota bayi sehat dan alergi di negara-negara dengan prevalensi alergi rendah dan tinggi.

    Penggunaan probiotik atau mikroorganisme non patogen yang bermanfaat positif untuk kesehatan termasuk pada bayi yang dilahirkan secara caesar. Probiotik pada anak-anak difokuskan pada pencegahan diare dan baru kemudian alergi. P ada tahun 1994, Saavedra dan rekan melaporkan penurunan dalam jumlah besar angka kejadian diare pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit yang diberi probiotik dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan probiotik.

    "Pemberian probiotik bermanfaat untuk meningkatkan jumlah bifidobakteria dalam saluran cerna, mengurangi risiko diare dan alergi. Adanya fakta bahwa probiotik aman untuk diberikan pada bayi maupun anak-anak menunjukkan bahwa pemberian probiotik akan bermanfaat bagi anak-anak dengan gangguan mikroflora saluran cerna, termasuk mereka yang lahir caesar," kata Agus menegaskan.

    Sejauh ini, sumber terbaik probiotik bagi bayi adalah air susu ibu. Probiotik juga terkandung dalam beberapa produk minuman termasuk susu formula.

    "Meski diberikan setiap hari, probiotik tidak berpengaruh buruk atau memiliki efek samping negatif bagi anak-anak yang mengonsumsinya karena sebagian probiotik itu akan dikeluarkan dari tubuh," ujar Agus menambahkan.

    ReplyDelete