Monday, August 22, 2011

budaya betawi setu babakan

Masyarakat betawi yang sangat religius dan mempunyai perpaduan budaya yang unik, karena ada merupakan percampuran beberapa budaya, mulai dari budaya arab, budaya cina bahkan sampai dengan budaya portugis. di bidang kesenian saja,salah satu budaya arab menjelma menjadi musik gambus, dan masih banyak lagi.

Nah dengan begitu kayanya khasanah budaya betawi, rombongan dari Milis Jalansutra mengagendakan mengunjungi kawasan perkampungan Betawi Setu Babakan. Kawasan setu babakan ini terletak di Jl Muhammad Kahfi II- Srengseng sawah Jagakarta, Jakarta Selatan. Meeting point ditentukan di Rumah Makan Haji Nasun, yang lokasinya tidak begitu jauh dari kawasan setu babakan ini. RM Haji Nasun ini merupakan rumah makan yang menyediakan menu khas masakan betawi yaitu Pecak dan Sayur Pucung. Selesai bersantap di rumah makan Haji Nasun, bergerak menuju kawasan Setu babakan, dengan jarak hanya sekitar 1-2 KM dari RM Makan Haji Nasun. Tiba di kawasan Setu babakan kita sudah disambut dengan Pintu Gerbang yang cukup membuat ingin tahu, apa sih isi dari kawasan setu babakan ini.

Kurang lebih sekitar 1 Km dari Pintu Gerbang masuk kawasan setu babakan, dikiri dan kanan jalan tampak perumahan warga yang disulap menjadi rumah berciri khas betawi. Kawasan setu babakan mulai dibangun sekitar Bulan September 2000 dan selesai Oktober 2002, dan diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jakarta Kala itu, yaitu bang Yos. Masuk ke dalam kawasan setu babakan kita disuguhi pemandangan situ babakan yang cukup luas dengan air yang lumayan jernih, dipinggir situ ini disediakan meja kursi untuk sekedar bersantai dan menikmati sejuknya udara karena angin yang bertiup sepoi-sepo. Rupanya kawasan yang sejuk ini menjadi daya tarik bagi para muda-mudi yang sedang dilanda asmara, canda, tawa terdengar jelas saat melewati mereka he jadi iri, hanya bisa tersenyum dan mengkhayal kapan yah bisa begitu ?. Dengan diantar guide kita diberi penjelasan mengenai perkampungan betawi ini. Ciri khas dari rumah betawi rupanya terbagi menjadi 3 jenis :

1 Rumah Kebaya

2. Rumah Gudang

3. rumah Panggung

Rumah kebaya biasanya berciri khas mempunyai limbahan air hujan 4 arah yaitu depan, belakang, samping kanan dan samping kiri. Rumah gudang biasanya hanya mempunyai 2 limbahan air hujan, sedangkan rumah panggung biasanya merupakan cirri khas dari masyarakat betawi yang tinggal di pinggir2 pantai, kayak marunda, cilincing dan tanjung priok. Selesai mendapatkan penjelasan dari guide kita diberi kesempatan untuk mengikuti cara pembuatan dodol betawi, menyusuri jalan kecil, tidak lama kita sudah tiba disebuah rumah yang di depannya tampak dua orang ibu sedang mengaduk dodol betawi, dengan asap yang mengeluarkan bau khas, karena menggunakan kayu rambutan sebagai kayu bakar. Proses pembuatan dodol memerlukan waktu sekitar 5- 8 jam hingga matang. Selesai mengunjungi pembuatan dodol, kita mengunjungai pembuatan bir pletok yang merupakan minuman khas betawi, nah bir yang ini gak bakalan bikin mabuk dan dijamin halal. Badan menjadi sehat, bingung dan bertanya kenapa begitu..?, yup karena bahan2 yang digunakan adalah rempah-rempah yang dicampur menjadi satu, sehingga menimbulkan cita rasa khas yang sukar ditiru oleh minuman mana pun. Gak percaya..? akhirnya mendapat penjelasan dari ibu pembuat bir pletok, bahwa bahan yang digunakan untuk membuat bir pletok ini adalah kayu manis, cabe jawa, jahe, kayu seucang, buah pala, cengkeh, lengkuas, lada hitam dan gula pasir. Nah coba aja deh, rasanya kayak ape… penasaran datang aja ke setu babakan.

Setelah puas berkeliling, kita diajak menyaksikan musik gambus yang merupakan salah satu seni budaya orang betawi yang berasal dari negeri padang pasir. sebelum penampilan musik gambus terlebih dahulu kita disuguhi tari topeng betawi, 5 orang gadis dengan lenggok-lenggoknya membawakan dengan apik tari topeng tersebut. selesai penampilan tari topeng betawi barulah penampilan musik gambus ditampilkan, 3 orang penyanyi berdandan dengan pakaian yang “ngejreng” ala penanyi mesir. rupanya di perkampung setu babakan ini setiap minggunya ditampilkan kesenian betawi. Puas menikmati hiburan akhirnya rombongan meninggalkan kawasan kampung betawi ini dengan membawa oleh2 dodol khas betawi.

Ada beberapa catatan penting yang mungkin perlu diperhatikan kepada Pengelola Setu Babakan, penjual makanan dan minuman yang tidak tertata dengan baik menimbulkan kesemrawutan dan kesan kumuh bagi kawasan setu babakan ini.

No comments:

Post a Comment