Slaneys, Mengirim Daging Premium Langsung ke Rumah
BANAR FIL ARDHI
Yenny Firdaus Slaney memulai bisnis daging impor untuk konsumsi rumahan, dari permintaan teman dan kerabat, dengan total penjualan mencapai Rp 100 juta per bulan.
Rabu, 16/6/2010 | 17:43 WIB
KOMPAS.com - Daging impor, dalam hal ini daging sapi Australia, punya peminat tersendiri di Jakarta. Keberadaan ekspatriat dan para diplomat yang bekerja di Jakarta mendukung kebutuhan ini. Konsumen lokal pun mulai terpincut dengan kualitas dan rasa daging impor ini.
Peluang inilah yang ditangkap Yenny Firdaus Slaney, ibu dua anak, yang memulai bisnis daging dari lemari pendingin di dapurnya.
Awal 2009 Yenny membangun bisnis daging rumahannya melalui website. Bisnis ini berawal dari niat membantu rekan kerja suaminya yang membutuhkan daging sapi Australia, negeri asal Slaney, sang suami.
"Lama-kelamaan jadi terpikir, kenapa tidak mencoba bisnis rumahan, mengantar daging dari rumah ke rumah sesuai pesanan dan kebutuhan," kata Yenny kepada Kompas Female.
Menurut Yenny, perputaran bisnis daging impor rumahan cukup cepat. Memulainya pun tak terlalu sulit, karena daging potongan dari distributor pertama yang dikenalnya hanya dikenakan pajak bea masuk dan non PPN.
"Bisnis ini berdasarkan trust antara saya sebagai penyuplai dengan konsumen yang semuanya adalah untuk kebutuhan rumahan," tutur Yenny.
Setiap minggu selalu ada order yang harus segera dilayani pengirimannya, kata Yenny. Langganan menjadi pangsa pasar lain yang mendorong perkembangan bisnis ini. Misalnya saja, kata Yenny, seorang pelanggan selalu menerima kiriman kebutuhan daging tepat waktu, setiap Senin minggu pertama setiap bulannya. Pesanannya pun sama jumlah dan jenis dagingnya. Nilai pemesanan sekitar Rp 5 - 6 juta. Namun jika dirata-rata, per dua minggu Yenny menerima pesanan antara Rp 1 - 2 juta.
Untuk melayani kebutuhan konsumennya, Yenny membuka akses melalui SMS, e-mail, dan website. Di website ini, pembeli bisa melihat berbagai pilihan daging dan harganya.
"Dengan minimal order senilai Rp 500.000, pesanan bisa diantarkan langsung ke rumah," kata Yenny, menambahkan pengiriman dilakukan setiap Senin hingga Jumat, satu kali pengiriman saja dalam satu hari. Jadi, konsumen harus memesan sehari sebelumnya untuk dikirimkan keesokan harinya di luar akhir pekan.
Yenny pun menambah jumlah dan kapasitas lemari pendingin untuk menyimpan daging impor yang semakin banyak diminati pelanggan. Penyimpanan daging menjadi kunci penting untuk menjaga kualitas daging potongan. Rata-rata daging tersimpan di rumah Yenny selama satu bulan. Artinya, perputaran cukup cepat, dalam satu minggu Yenny harus segera memesan daging dari Australia dengan modal kisaran Rp 20 juta.
Kualitas nomor satu
Yenny memang gemar memasak, termasuk mengolah daging impor yang kebanyakan dibuat steak. Pengalaman menikmati daging berkualitas, ingin dibaginya kepada orang lain. Karenanya, bagi Yenny, bisnis rumahan ini tak sekadar mencari untung. Namun juga memastikan kualitas terjaga.
Dalam kelas workshop bersama komunitas memasak Mom Can Cook beberapa waktu lalu, Yenny diminta berbagi ilmu seputar daging impor. Dengan lugas dijelaskannya seluk-beluk daging Slaneys. Mulai soal pemotongan di peternakan besar di Australia, hingga distribusi dan penyimpanan yang baik untuk menjaga kualitas daging.
Lamanya waktu penyimpanan daging dalam chiller, bisa mempengaruhi rasa. Semakin lama disimpan daging akan semakin empuk, meski kondisinya beku.
"Banyak anggapan yang mengatakan daging beku itu tidak baik. Ini berasal dari kebiasaan para orangtua yang biasa membeli daging segar di pasar," kata Yenny.
Padahal, menurutnya daging segar di pasar (yang langsung dimasak) memiliki kualitas yang sama dengan daging yang disimpan dalam chiller, lemari es atau freezer.
Pemahaman seperti ini juga diberikan Yenny kepada pelanggannya atau konsumen baru. Alasannya, bagi Yenny, pelanggan harus paham cara memperlakukan daging premium dengan baik, untuk mendapatkan rasa terbaik.
Bisnis yang dibangun dengan sentuhan personal ini pada akhirnya memberikan kontribusi cukup tinggi. Omzet penjualan berada dalam kisaran Rp 80 - 100 juta per bulan. Cukup menggiurkan dengan operasional yang simpel, seperti biaya listrik sejumlah lemari pendingin, biaya kurir, serta tenaga profesional untuk mengelola laporan keuangan.
"Sejauh ini saya masih 100 persen meng-handle bisnis dari rumah," aku Yenny, yang merasa tak kerepotan membagi waktunya untuk menjalani bisnis lain di bidang garmen, dan mengurus keluarga tentunya.
Informasi produk dan harga daging impor Slaney's Beef:
www.slaneysbeef.com
SMS: 0811 9882182
email: sales@slaneysbeef.com
Monday, June 28, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ReplyDeleteData pribadi
negara: Indonesia
Nama: Queen Jamillah
Alamat: Nusa Lembongan
Telepon: +62 856-9328-4991
WhatsApp:+62 856-9328-4991
https://twitter.com/queen_jamillah
e_mail: queenjamillah09@gmail.com
ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY
e_mail: [iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
Sudah dua tahun sekarang saya telah memberikan kesaksian tentang bagaimana saya meminjam 700 juta dari Perusahaan Pinjaman Iskandar Lestari dan beberapa orang meragukan saya karena tingkat penipu online saya dapat membuktikan kepada Anda semua bahwa Bunda Iskandar bukan pemberi pinjaman yang curang. telah memberi saya satu hal lagi untuk tersenyum karena setelah menyelesaikan angsuran bulanan pinjaman yang saya pinjam sebelum saya memohon kepada ibu bahwa saya ingin pergi untuk ekspansi bisnis saya lebih lanjut sehingga saya menyerahkan 2,7 miliar setelah melalui proses hukum saya transaksi telah disetujui oleh otoritas dan dalam waktu tiga hari proses hukum untuk menyalurkan pinjaman saya ke rekening Bank Rakyat Indonesia saya dicapai dengan mudah. Saya tidak memiliki tantangan dengan Bank Indonesia karena Ms. Iskandar dan tim Manajemen dari ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY telah dianggap sebagai pemberi pinjaman yang sah sehingga tidak ada masalah sama sekali untuk bantuan keuangan, hubungi Pemberi Pinjaman ISKANDAR hari ini
e_mail: [iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.