Wednesday, March 3, 2010

emosi bangsaku


pagi sekitar jam 7 45 kuambil semangkuk bubur manis buatan chef philipina, rasanya yg mendekati lidahku membuat sarapan pagi itu begitu bersemangat, ambil 3 potong pancake dan saus nya, ditemani teh tanpa gula dan segelas air putih, kubawa nampanku kedepan toaster roti dan mulai menaruh breadtoast 2 pcs untuk dibakar.... setelah tak lupa untuk menaruh sweetcheese dua sendok dipiringku kulangkahkan kakiku mendekati televisi yang sedang menyiarkan siaran berita dunia di BBC...


5 menit kemudian kupandangkan mataku ke televisi karena sedang menampilkan berita dari negeriku.... di sana para dewan terhormatku berkelahi dan teriak2 mempertontonkan emosi yang menurutku keterlaluan dan benar2 seperti anak2 kecil di taman bermain.. berita sama seperti semalam yang kulihat di metro tv, kasus century yang menjadi pangkal persoalan belum tentu salah menurut hukum tetapi dimata mereka kasus ini bermasalah dan mereka menjadi saling serang saling hina serta saling menjatuhkan untuk menunjukan merekalah pahlawan bagi rakyatku... benar2 tak habis mengerti..


dahulu waktu ku kecil, jika terlihat berkelahi ayahku akan menamparku sangat keras, ayah tak suka anak2 nya berkelahi sejak saat itu tak ada dalam kamus hidupku berkelahi atau memulai perkelahian.. untuk itu ku selalu belajar berkata2 untuk dapat menjawab setiap ajakan berkelahi dari temenku saat2 nakal dulu.... dan dia bilang berkelahi itu hanya bagi mereka yg ga punya otak, yg emosi dan yang ga tahu cara mengendalikan emosinya.. jika orang2 yang ga tahu bagaimana caranya mengendalikan emosi berarti orang tersebut ga berpendidikan...


hingga kini ku ga pernah mengerti kenapa banyak orang2 yang begitu mudah berkelahi dan begitu emosinya mereka sehingga mereka tak pernah sedikitpun berpikir dimana mereka dan siapa yang melihat mereka.. kumerasa malu sebagai rakyat, ke begitu kecewa, kubegitu merasa terhormat dibanding mereka anggota parlemen atau wakil rakyat terhormat.. yang menurutku tak punya harga diri dan tak pantas dihormati....


dahulu jaman ku SMA, banyak diantara teman2ku pulang sekolah tawuran dan tradisi itu seperti diturunkan dari beberapa generasi sebelumku, mungkin 5 atau 7 tahun sebelum generasiku, hingga 4 tahun setelah generasiku pergi tradisi itu ada namun tak begitu banyak yg mau ikut2 an karena hampir semua siswa SMU dah mulai mengerti arti dari menjaga emosi, pada saat jamanku ku sering berkata ke teman2ku apalah gunanya tawuran dan buat apa tradisi tawuran dipelihara... kini ku pikir generasi yang ada dulu dan memulai tawuran di masa2 SMA telah beranjak dan berkembang, mereka telah lama lulus kuliah merekapun telah lama aktif diberbagai organisasi termasuk partai politik tetapi sifat mereka tetap sama suka berkelahi atau tawuran dan kini mereka banyak menmpati posisi2 penting di bangsaku.. dengan sifat yang sama suka mendahulukan otot dibanding otak suka memperlihatkan ke masyarakat sok2 jagoan atau sok2 pahlwan pembela rakyat..uh menyebalkan..

kenapa sih bangasaku mudah sekali tersulut emosinya, dan kenapa dijaman modern begini masih aja bangsaku lebih memilih adu otot dibanding otak sama seperti jamn batu dulu ga berpendidikan dan benar2 terbelakang sekali pola pikirnya...


international city
3032010

1 comment:

  1. http://nasional.kompas.com/read/2010/03/03/1621544/Tak.Ada.Kesepakatan..Kemungkinan.Besar..quot.Voting.quot..

    ReplyDelete