Friday, March 30, 2012

LBH: Penyisiran Mahasiswa di Salemba Berlebihan

Maria Natalia | A. Wisnubrata | Sabtu, 31 Maret 2012 | 04:37 WIB
1

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Nurkholis Hidayat menilai penggerebekan dan penangkapan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia oleh polisi terlalu berlebihan. Kedatangan 150 polisi pukul 22.30 WIB secara mendadak dan mengepung dari dua arah yaitu arah Menteng dan Jalan Salemba Raya ini berlebihan karena mahasiswa yang berunjuk rasa tidak sampai 25 orang.

Mahasiswa memang menutup Jalan Diponegoro dan membakar ban, serta berorasi tolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Namun, tak ada aksi ricuh yang mereka lakukan. Bahkan saat polisi berlari dan mengejar mereka secara serentak dengan motor trail, massa GMKI, tengah berduduk santai. Ada juga yang asyik main catur dan membagikan makanan pada wartawan.

Pengejaran itu membuat massa, termasuk warga yang menonton dan wartawan yang meliput, lari pontang-panting ke segala arah. "Ini sudah mengerikan. Ekstrim. Mereka bukan konteks mengamankan situasi, tapi sudah pada brutral. Penangkapan berlebihan. Yang aksinya sedikit saja, tapi melakukan penangkapan seluruh orang yang ada di dalam yang bukan bagian dari aksi. Ada yang hanya duduk di dalam ditangkap juga," ujar Nurkholis yang juga berada di lokasi kejadian untuk mengawasi penangkapan yang dilakukan polisi.

LBH, YLBH dan KontraS memantau beberapa titik penangkapan untuk memastikan orang yang ditangkap tetap mendapatkan hak mereka secara hukum. "Kami memastikan akses bantuan hukum bagi mereka yang ditangkap dipenuhi. Bagaimanapun hak-hak mereka harus dihormati. Karena tidak semua dari mereka bersalah. Itu polisi harus membuktiknya, mereka melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak," ujar Nurkholis.

Polisi sendiri berdalih penangkapan dilakukan karena tidak mau aksi ricuh kembali terjadi di Salemba seperti Kamis (29/3/2012) lalu. Aksi mahasiswa YAI dan UKI Kamis lalu diakhiri dengan kericuhan dan mengakibatkan jatuh korban. Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Angesta Romano Yoyol yang ikut mengawasi penggerebekan tersebut.

"Kita sadar betul kejadian kemarin, kita mencegah agar yang kemarin tidak terjadi lagi. Kita harapkan, teman-teman yang menyampaikan pendapat, sampaikanlah, tapi jangan sampai mengganggu ketertiban lalu lintas. Kasihan masyarakat kita yang harus lewat jalan ini," kata Yoyol.

No comments:

Post a Comment