Thursday, March 8, 2012

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012

Faisal Basri dan Biem Benjamin saat mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal calon Gubernur DKI Jakarta di Gedung Joeang 45, Jalan Menteng Raya 31, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2011). Keduanya memilih jalur independen dalam Pemilukada 2012 mendatang.


akan dilaksanakan pada 11 Juli mendatang. Sejak tahun lalu, banyak nama tokoh yang dari berbagai partai politik yang disebut-sebut akan maju dalam Pemilukada ini. Namun mendekati pendaftaran Calon Gubernur DKI Jakarta pada 13 Maret ini, tinggal sedikit nama yang tersisa.

Tahun lalu, Partai Demokrat, pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, sempat memasang nama Nachrowi Ramli untuk maju pada Pemilukada. Namun memasuki tahun 2012, sepak terjang Nachrowi Ramli malah tidak terlihat. Mendadak pada acara DPC di Monas, Sabtu (2/3/2012), Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan dukungannya pada Nachrowi Ramli untuk maju di Pemilukada 2012 ini.

Namun hal tersebut dimentahkan oleh Fauzi Bowo yang mengatakan bahwa dia sudah direstui oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali menjalankan amanah memimpin Jakarta. "Saya tidak ingin menanggapi pendapat orang lain. Saya sudah dipanggil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat untuk hal ini," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, saat menghadiri Rakornas PKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (5/3/2012) malam.

Selanjutnya, Partai Keadilan Sejahtera pada tahun lalu memasang dua nama yaitu Selamat Nurdin dan Triwisaksana. Namun berkali-kali Selamat Nurdin mengungkapkan keengganannya untuk maju sebagai orang nomor satu di Jakarta. Dengan demikian, nama Triwisaksana dipastikan melenggang mewakili PKS dalam Pemilukada setelah deklarasi dukungan dilakukan pada Minggu (4/3/2012) lalu.

Kemudian Partai Golkar yang tampaknya berniat untuk menguningkan Jakarta ini muncul dengan tiga kandidat pada tahun lalu yaitu Prya Ramadhani, Tantowi Yahya dan Aziz Syamsuddin. Namun di awal 2012, Golkar menggebrak dengan memunculkan dua nama baru yaitu Fadel Muhammad dan Alex Noerdin.

Ternyata, Fadel yang sebenarnya paling berpeluang untuk bersaing di Pemilukada 2012 memilih mundur atas keinginannya sendiri. Hal ini menyisakan empat nama kandidat internal. Di antara empat nama ini, Tantowi Yahya dan Alex Noerdin mempunyai kesempatan besar untuk maju. Bahkan Alex Noerdin sudah mampu menggalang dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dalam waktu tiga hari ke depan, Golkar akan secara resmi mengumumkan nama calonnya.

Sementara itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak tahun lalu tidak memperlihatkan pergerakannya untuk Pemilukada 2012 ini. Nama putra sulung Ali Sadikin yakni Boy Sadikin sempat diperhitungkan tapi yang bersangkutan tampak kurang antusias. Hingga kemudian, muncul nama Joko Widodo yang mendapat respons positif dari semua kalangan. Rencananya partai berlambang banteng ini akan memutuskan calon untuk Pemilukada pada Selasa (6/3/2012).

Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) yang pada Pemilukada 2007 mendukung Foke, kini mengajukan satu nama yaitu Wanda Hamidah untuk ikut bertarung merebut tampuk DKI-1. Bahkan kabarnya, langkah mantan model yang beralih menjadi politisi ini untuk mencalonkan diri telah mendapat restu dari pendiri PAN Amien Rais dan Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa.

Jalur independen

Tidak hanya itu, Pemilukada Jakarta pada tahun ini juga menawarkan sesuatu yang baru yaitu adanya calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan. Keberadaan calon dari jalur perseorangan ini juga membuat minat warga Jakarta untuk ikut menyukseskan Pemilukada muncul lagi. Dua pasangan independen yang sudah berhasil mengumpulkan dukungan dari warga dan berhak maju ke putaran selanjutnya adalah Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendardji Supandji-Achmad Riza Patria.

Meski sudah mengantongi nama calon, masing-masing partai politik ini masih belum menentukan strategi koalisinya. Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, berpendapat partai politik masih melakukan perhitungan politik karena semua nama bakal calon dari partai ini masih berada di bawah bayang-bayang Fauzi Bowo.

Ia menjelaskan, konstelasi politik saat ini yang menyebabkan partai politik tampak berhati-hati menentukan langkah dalam Pemilukada 2012 ini. Kemungkinan ada blok politik seperti pada Pemilukada 2007 lalu juga masih bisa terjadi. "Salah melangkah sedikit saja, buyar semuanya. Karena itu, semuanya hati-hati sekali," ujar Burhan.

Strategi koalisi

Ia menggambarkan, jika Partai Demokrat yang mengusung Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, memilih untuk merapat dengan PKS, maka efeknya partai-partai lain seperti Golkar, PDI-P, PPP, PAN dan PKB akan berkoalisi melawan. Berdasarkan perolehan kursi di DPRD DKI Jakarta, Partai Demokrat dan PKS dapat melangkah sendiri tanpa perlu berkoalisi.

Isu yang beredar, ada kemungkinan PKS akan merapat dengan Partai Demokrat. "Kami akan umumkan di detik-detik terakhir. Akan ada kejutan-kejutan yang pasti nanti Bang Sani akan hadir di tengah-tengah jaringan pemenangan," ungkap Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Selamat Nurdin.

Sementara jika Partai Demokrat yang mengusung Foke memilih PDI-P, maka dukungan yang masuk akan banyak dari kelas menengah ke bawah. Mengingat sebagian besar simpatisan PDI-P berasal dari kelas tersebut. Padahal untuk memenangi Pemilukada, dukungan dari kelas menengah atas juga sangat dibutuhkan. "Itu sebabnya sampai saat ini belum ada calon yang definitif dari masing-masing parpol," tandas Burhanuddin.

Dengan demikian, apakah Fauzi Bowo akan kembali memimpin dan menyelesaikan program kerjanya selama lima tahun ke depan? Ataukah ada nama baru seperti Triwisaksana, Alex Noerdin, Tantowi Yahya, Prya Ramadhani, Joko Widodo dan Wanda Hamidah yang akan mengubah Jakarta? Atau justru calon independen Faisal Basri dan Hendardji Supandji akan mengukir sejarah baru di Jakarta? Jawabannya tentu ada pada semua warga Jakarta pada Juli mendatang.

No comments:

Post a Comment